Berbahagia sekali saya dapat kembali menyampaikan topik bisnis mengenai potensi bisnis kepada rekan-rekan blogger setia. Kali ini saya bahas masalah potensi bisnis yang tersembunyi. Sebenarnya banyak hal yang belum kita garap secara maksimal di bidang potensi bisnis kita. Coba lihat sekitar kita masih banyak hal-hal yang bisa kita manfaatkan. Sebenarnya banyak diantara kita belum secara maksimal mengembangkan potensi bisnis yang kita miliki. Kebanyakan dari kita menghabiskan waktu untuk menonton TV, ngobrol mengenai politik, opini, dan banyak hal-hal yang tidak berguna lainnya. Banyak dari kita kerja mau enaknya aja, apalagi kalau orang tua kita masih aktif bekerja dan kita masih belum seret rejeki. Tapi bukankah untuk berusaha itu ga mesti nunggu rejeki seret? Coba kita lihat potensi apa saja yang kita miliki? Apakah lokasi anda di pinggir jalan? Atau apakah tempat tinggal anda dekat dengan kramaian? Nah kalau jawabannya ya, apakah sudah membuka minimal sebuah warung kecil tempat sekedar melapas dahaga? Atau sekedar jual bensin eceran? Atau counter pulsa? Atau mungkin anda berkata tidak memiliki peluang usaha lain karena terbatasnya kemampuan yang anda miliki? Bukankah anda bisa sekedar buka usaha tambal ban? Pengisian angin? Jual elpiji? Atau anda bisa saja kursus jadi tukang cukur sebentar?
Baiklah, sekarang kita bahas mengenai potensi bisnis di internet! Peluang bisnis di internet sebenarnya terbuka lebar! Orang yang surfing di internet umumnya mencari informasi seperti hiburan, bisnis, agama, politik, bahasa, olahraga, dll. Berikut ini petikan kisah sukkses Jack Ma, pemilik situs online terkenal di China yaitu situs Alibaba.com yang saya sadur dari Kompas.com (Jumat, 20 November 2009 | 19:46 WIB):
Situs Alibaba.com tidak serta-merta besar seperti sekarang ini. Menurut dia, kesuksesan Alibaba.com tidak lain karena ”Kami tidak memiliki uang, teknologi, dan rencana ke depan,” ujarnya suatu ketika. Jack Ma menyatakan tidak pernah sekali pun menyangka akan sukses di bisnis online. Dia mantan guru Bahasa Inggris, bukan seorang teknisi komputer.
Minat Ma pada bahasa Inggris membawa dia keluar China dan memiliki pandangan lebih luas. Pada umur 12 tahun dia sudah tertarik belajar bahasa Inggris. Dalam delapan tahun masa kecilnya dihabiskan dengan bersepeda 40 menit menuju sebuah hotel di dekat Danau Hangzhou, sekitar 160 kilometer dari Shanghai. Ketika itu China baru mulai membuka diri dan mulai banyak turis yang datang ke China. Ma memberanikan diri menjadi pemandu gratis agar dapat cas-cis-cus mempraktikkan bahasa Inggris-nya. Pengalaman selama delapan tahun itu membuat pemikiran Ma lebih terbuka dan lebih mengglobal dibandingkan teman-teman sebayanya.
Ma membulatkan tekadnya belajar bahasa Inggris, tetapi perjalanan masuk menjadi mahasiswa tidaklah mudah. Dia harus mengikuti ujian masuk universitas sampai dua kali. Akhirnya, Ma diterima di Universitas Keguruan Hangzhou, semacam institut keguruan dan ilmu pendidikan pada masa lalu. Ma belajar menjadi guru sekolah menengah. Menurut dia, universitas tempatnya bekerja tidak begitu bagus kualitasnya.
Pinjam uang
Pinjam uang
Lulus dari universitas, Ma adalah satu-satunya dari 500 mahasiswa seangkatannya yang ditugaskan mengajar di universitas. Ketika itu gaji Ma sebulan sebesar 100-120 renminbi, setara dengan Rp 114.000-Rp 142.500 per bulan. Ma selalu memimpikan, setelah bertugas mengabdikan dirinya selama lima tahun, dia akan memulai bisnis hotel atau yang lain.
”Pada tahun 1992, perekonomian China sudah mulai bertumbuh, saya melamar banyak sekali posisi, tetapi tidak ada yang lolos. Akhirnya saya menjadi sekretaris general manager gerai penjual ayam goreng Kentucky Fried Chicken,” kata Ma. Dia juga menjadi penerjemah sebuah delegasi perdagangan.
Seorang teman kemudian memperlihatkan internet untuk pertama kalinya. Ketika Ma mencari kata beer di mesin pencari Yahoo, dia menemukan kenyataan bahwa tidak ada data tentang China. Mereka lalu membuat situs tentang China.
Seorang teman kemudian memperlihatkan internet untuk pertama kalinya. Ketika Ma mencari kata beer di mesin pencari Yahoo, dia menemukan kenyataan bahwa tidak ada data tentang China. Mereka lalu membuat situs tentang China.
Ma semakin tertarik pada komputer dan meminjam uang 2.000 dollar AS dari kerabatnya untuk mendirikan perusahaan komputer. Padahal dia tidak mengerti tentang komputer ataupun surat elektronik. Dia bahkan tidak pernah menyentuh keyboard komputer sebelumnya. ”Rasanya seperti orang buta yang menunggangi macan buta,” katanya.
Perusahaan itu bersaing dengan perusahaan telekomunikasi raksasa China, China Telecom, selama satu tahun. Akhirnya, China Telecom menawarkan berinvestasi pada perusahaan Ma sebesar 185.000 dollar AS. ”Itu adalah uang terbanyak yang pernah saya lihat sepanjang hidup saya,” kenang Ma.
Sayangnya, Ma hanya kebagian satu kursi dewan direksi. Setiap hal yang diusulkan langsung ditolak mentah-mentah. Ma mengandaikan keadaan itu seperti gajah dan semut. Mimpi memiliki perusahaan sendiri tidak juga padam.
Sayangnya, Ma hanya kebagian satu kursi dewan direksi. Setiap hal yang diusulkan langsung ditolak mentah-mentah. Ma mengandaikan keadaan itu seperti gajah dan semut. Mimpi memiliki perusahaan sendiri tidak juga padam.
Perjalanan Alibaba.com bukannya tidak tanpa hambatan. Pada tahun 2002, dana tunai hanya tersisa untuk bertahan selama 18 bulan. ”Kami memiliki banyak anggota yang menggunakan situs kami, tetapi tidak tahu apakah kami bisa mendapatkan uang. Kami mempertemukan eksportir barang dari China dengan pembeli dari AS. Model ini menyelamatkan kami. Pada akhir 2002 kami berhasil membukukan keuntungan sebesar 1 dollar AS. Setiap tahun keuntungan kami bertambah-tambah,” katanya.
Menjadi perusahaan publik juga titik balik penting. Alibaba.com berhasil meraup dana penawaran saham perdana 1,7 miliar dollar AS di Bursa Saham Hongkong pada November 2007. Itu merupakan penawaran saham perdana (IPO) internet terbesar sejak IPO Google di Nasdaq.
Ma telah berhasil mewujudkan mimpi besarnya menjadi kenyataan walaupun tidak mulus dan selalu ada hambatan.
Menjadi perusahaan publik juga titik balik penting. Alibaba.com berhasil meraup dana penawaran saham perdana 1,7 miliar dollar AS di Bursa Saham Hongkong pada November 2007. Itu merupakan penawaran saham perdana (IPO) internet terbesar sejak IPO Google di Nasdaq.
Ma telah berhasil mewujudkan mimpi besarnya menjadi kenyataan walaupun tidak mulus dan selalu ada hambatan.
Demikianlah, untuk berusaha itu kita mesti memiliki ketekunan yang tinggi dan semangat pantang menyerah! Walaupun Jack Ma bukan seorang ahli komputer tapi nyatanya berhasil mendirikan perusahaan online yang sangat besar. Lalu apa yang mesti kita lakukan untuk meniru jejak kesuksesan Jack Ma? Saran saya belajar kemudian praktekkan, belajar lagi dan praktekkan. Melihat peluang pasar di Indonesia yang semakin bertumbuh dan memiliki peluang yang sangat besar, sudah saatnya bagi kita untuk mengambil peluang ini sebelum ketinggalan dari yang lainnya. Waktu tidak bisa diajak menunggu, waktu berjalan terus.
0 komentar:
Posting Komentar